Normalnya, kadar gula darah puasa kurang dari 100 mg/dl. Kadarnya maksimum naik 40 poin dua jam setelah puasa. Tetapi, lebih dari nilai acuan tersebut, belum tentu anda menderita diabetes.
Sekarang, mari kita lihat hasil tes gula darah anda. Apakah nilai glukosa darah puasa anda berada dikisaran 100 sampai 125 mg/dl dan dua jam usai puasa meingkat di rentang 140 hingga 199 mg/dl? Jika memang demikian, anda berada di tahap prediabetes!
Apa yang Dimaksud dengan Prediabetes ?
Prediabetes merupakan sebutan yang dilekatkan pada seseorang yang kadar gula darahnya telah melampaui batas normal. Hanya saja, nilainya belum terlalu tinggi untuk didiagnosis diabetes. Pada fase ini, sel beta pankreas, si produsen insulin, sudah tampak mengalami penurunan fungsi.
Kabar bainya, orang yang mengalami prediabetes masih bisa membalikkan keadaan atau paling tidak melambatkan pemburukan kondisi. caranya, dengan mengubah pola makan dan berolahraga. Sebab, kalau kita kurang gerak sementara tubuh terus dijejali dengan makanan di saat insulin - yang berperan sebagai pengantar gula masuk kedalam sel - tidak cukup diproduksi, ke depannya prediabetes akan menjadi diabetes.
Diabetes merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia, yakni kadar gula darah yang tinggi. Kondisi ini terjadi akibat adanya masalah pada pankreas. Hal ini bisa disebabkan oleh problem sekresi insulin, resistensi insulin, atau keduanya.
Penurunan fungsi beta pankreas sebenarnya sudah mulai terlacak sejak dua tahun sebelum seseorang dapat didiagnosis diabetes. Inilah "masa emas" untuk mencegah terjadinya penyakit kencing manis.
Masalah pada pankreas ini bisa dideteksi dengan pemeriksaan gula darah. Pemeriksaan kadar gula darah bahkan merupakan satu-satunya cara yang dapat diandalkan untuk mengendus diabetes. Sebab, penyakit metabolik yang disandang seumur hidup ini tidak datang dengan gejala yang khas. Pasien tak bisa didiagnosis diabetes tanpa melakukan pemeriksaan glukosa darah.
Ada Gejala Penyerta Saat Berada di Tahap Prediabetes
Saat berada di tahap prediabetes, penyandangnya mungkin saja mengalami gejala diabetes melitus. Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jika sel tidak memberikan respons yang tepat terhadap insulin.
Gejala klasiknya, diantaranya haus yang berlebihan, sering buang air kecil, dan berat badan turun. Ada pula gejala yang tidak khas, yakni berupa rasa cepat lelah dan mengantuk, kesemutan, luka yang sukar sembuh, dan gatal-gatal.
Gejala tersebut tidak terlalu spesifik dan dapat terjadi karena penyebab lain. Oleh sebab itu, diagnosis harus disertai dengan pemeriksaan gula darah. Diagnosis diabetes ditetapkan bila kadar glukosa darah puasa lebih dari 126 mg/dl, atau dua jam pascabeban glukosa lebih dari 200 mg/dl.
Andaikan anda mengalami keluhan yang khas, maka dokter akan meminta pengulangan cek darah. Ini merupakan standar yang dipakai untuk memastikannya. Lakukan cek darah dua kali pada waktu yang berbeda.
Pilar Pengobatan Diabetes
Secara umum, ada empat pilar pengobatan diabetes. Pertama, penyandang diabetes harus merencanakan pola makan dengan jadwal, jumlah, dan jenis yang disesuaikan. Penyandang diabetes, bsia mengkonsumsi jenis makanan apa saja asalkan dalam jumlah yang disesuaikan dengan berat ideal tubuh, serta dengan jadwal teratur.
Disamping pola makan, pilar kedua adalah aktivitas fisik secara terus-menerus yang juga akan membantu. Pilar ketiga adalah konsumsi obat. Hal itu sangat penting karena berperan dalam mencegah komplikasi dan penurunan gula darah. Pilar yang keempat adalah edukasi. Pengidap diabetes harus aktif mencari informasi tentang diabetes. Bila keempat faktor itu dijalankan, kadar gula darah dan komplikasi bisa terkontrol. Selain itu, komplikasi dapat menimpa pembuluh darah lain di mata (kebutaan), alat kelamin, kaki, dan otak.
Apa Benar Gula Adiktif?
Anda mungkin pernah dengar, gula bisa membuat kecanduan atau adiktif dan bertanya-tanya, apakah benar ? jawabannya iya.
Studi-studi mengungkapkan, makan gula atau makanan manis secara berlebihan pada hari ini membuat lebih sulit menolak keesokan harinya. Gula membanjiri otak dengan dopamin, sejenis hormon yang membuat kita lebih bahagia dan lebih rileks, seperti halnya obat opiate (morfin).
Ketika tak ada gula otak menuntut lebih, menimbulkan keinginan untuk makan yang intens, yang bisa berlangsung selama lebih dari dua minggu. Jadi, lain kali Anda ingin makan sesuatu yang manis (cake, permen, atau es krim), makan secukupnya saja seperti saran para ahli. Jangan makan berlebihan.
Tanda Diabetes! Perhatikan Kulit yang Menghitam
Sebelum komplikasi diabetes berkembang dalam tubuh, sebagai upaya pendeteksian diabetes awal, coba lihat apakah ada kulit menghitam pada tubuh anda. Warna kulit kehitaman pada bagian lipatan tubuh sering kali dicurigai karena kurang dibersihkan saat mandi. Eits, jangan anggap enteng. Warna hitam tersebut bisa jadi adalah achanthosis nigriacans atau penghitaman pada kulit yang diasosiasikan dengan resistensi insulin atau prediabetes.
Achantosis nigricans sering dijumpai di bagian tubuh yang berlipat seperti leher, sikut, lutut, ketiak, dan pangkal paha. Jika ada bagian tubuh anda yang memiliki ciri-ciri tersebut, segera periksa kadar gula darah. Tanda ini juga sering muncul pada orang yang kelebihan berat badan (obesitas).
Berusahalah Mengendalikan Stres, yang Merupakan Salah Satu Faktor Risiko Diabetes Terselubung
Sebuah riset terkini yang diterbitkan dalam The Lancet mengungkapkan, jumlah kasus diabetes orang dewasa di seluruh dunia meningkat dari 153 juta di tahun 1980, menjadi 347 juta di tahun 2008. Menjaga berat badan dan makan diet seimbang dapat menurunkan risiko secara dramatis. Tapi menurut para dokter, untuk benar-benar mencegah penyakit ini, juga harus mengendalikan beberapa faktor risiko terselubung.
Salah satu faktor risiko terselubung adalah stres kronik. Sering tegang dapat meningkatkan risiko masalah gula darah sampai 184 persen. Produksi nonstop kortisol, adrenalin, dan hormon stres lainnya melelahkan sistem saraf dan pankreas, memicu keinginan makan karbohidrat, dan kenaikan kadar gula darah.
Kita bisa tetap sehat dengan cara menjaga kesehatan dengan hobi yang merelakskan. Misalnya, dengan menghabiskan waktu 20 menit sehari untuk merajut atau mengerjakan hal-hal lain yang memerlukan pengendalian motorik halus. Hobi seperti ini mengaktifkan gelombang otak penenang yang mengurangi produksi hormon stres sampai 45 persen.
0 komentar:
Post a Comment