Home » » Cegah Komplikasi Diabetes Sebelum Terlambat

Cegah Komplikasi Diabetes Sebelum Terlambat

Kadar gula darah yang tidak terkontrol pada penderita diabetes dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Komplikasi berhubungan dengan perubahan-perubahan metabolik.

Komplikasi apa saja yang dapat timbul pada penderita diabetes melitus? Komplikasi diabetes dapat muncul secara akut dan kronik, yaitu timbul beberapa bulan atau beberapa tahun sesudah mengidap diabetes. Komplikasi akut diabetes tipe 2 yang paling sering terjadi adalah reaksi hipoglikemia dan koma diabetik.

Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh kekurangan glukosa, dengan tanda-tanda :
  • rasa lapar
  • gemetar
  • keringat dingin
  • pusing
Dalam keadaan hipoglikemia, penderita harus segera diberi roti atau pisang. Bila tidak tertolong, berilah minum air teh bergula, satu atau dua gelas. Jika keadaan ini tidak segera diobati, penderita tidak akan sadarkan diri. Kondisi ini disebut koma hipoglikemia.

Koma hipoglikemia disebabkan oleh kekurangan glukosa dalam darah. Penderita koma hipoglikemia harus segera dibawa ke rumah sakit karena perlu mendapat suntikan glukosa 40% dan infus glukosa. Penderita diabetes melitus yang mengalami reaksi hipoglikemia (masih sadar) biasanya disebabkan oleh obat antidiabetes yang diminum dalam dosis tinggi.

Pemantauan kadar gula darah merupakan bagian yang penting dari pengobatan diabetes. Adanya glukosa bisa diketahui dari air kemih. Tetapi pemeriksaan air kemih bukan merupakan cara yang baik untuk memantau pengobatan atau menyesuaikan dosis pengobatan.

Saat ini kadar gula darah sudah dapat diukur sendiri dengan mudah oleh penderita di rumah menggunakan alat pengukur glukosa darah. Penderita diabetes harus mencatat kadar gula darah mereka dan melaporkannya kepada dokter agar dosis insulin atau obat hipoglikemianya dapat disesuaikan.

Insulin maupun obat hipoglikemia oral bisa terlalu banyak menurunkan kadar gula darah sehingga terjadi hipoglikemia. Hipoglikemia (rendahnya kadar gula dalam darah) juga bisa terjadi jika penderita kurang makan atau tidak makan pada waktunya atau melakukan olahraga yang terlalu berat tanpa makan.

Koma Diabetik

Berlawanan dengan hipoglikemia, koma diabetik ini timbul karena kadar glukosa dalam darah terlalu tinggi biasanya lebih dari 600 mg/dL. Gejala yang sering timbul adalah :
  • Nafsu makan menurun
  • Haus, minum banyak, kencing banyak.
  • Kemudian disusul rasa mual, muntah, napas penderita menjadi cepat dan dalam serta berbau aseton
  • Sering disertai panas badan, biasanya karena ada infeksi. Harus segera dibawa ke dokter.

Apa Yang Terjadi Bila Gula Darah Terlalu Rendah?

Jika kadar gula darah terlalu rendah, organ pertama ang terkena pengaruhnya adalah otak. Untuk melindungi otak, tubuh segera mulai membuat glukosa dari glikogen yang tersimpan di hati.

Proses ini melibatkan pelepasan epinefrin (adrenalin), yang cenderung menyebabkan rasa lapar, kecemasan, meningkatnya kesiagaan, dan gemetar. Berkurangnya kadar glukosa darah ke otak bisa menyebabkan sakit kepala.

Hipoglikemia harus segera diatasi karena dalam beberapa menit bisa menjadi berat, menyebabkan koma dan kadang cedera otak menetap. Jika terdapat tanda hipoglikemia, penderita harus segera makan gula.

Oleh sebab itu, penderita diabetes harus selalu membawa permen, gula, aau tablet glukosa untuk menghadapi serangan hipoglikemia. Cara lainnya, penderita harus segera minum segelas susu, air gula atau jus buah, sepotong kue, buah-buahan atau makanan manis lainnya.

Penderita diabetes tipe 1 harus selalu membawa glukagon, yang bisa disuntikkan jika mereka tidak dapat memakan makanan yang mengandung gula.

Ketoasidosis Diabetikum Merupakan Suatu Keadaan Darurat!

Tanpa pengobatan yang tepat dan cepat, bisa terjadi koma bahkan kematian. Penderita harus dirawat di unit perawatan intensif. Diberikan sejumlah besar cairan intravena dan elektrolit (natrium, kalium, klorida, fostat) untuk menggantikan cairan yang hilang melalui pengeluaran air kemih yang berlebihan.

Insulin diberikan melalui intravena sehingga bisa bekerja dengan segera dan dosisnya disesuaikan. Kadar glukosa, keton, dan elektrolit darah diukur setiap beberapa jam, sehingga pengobatan yang diberikan bisa disesuaikan.

Contoh darah arteri diambil untuk mengetahui keasamannya. Pengendalian kadar gula darah dan penggantian elektrolit biasanya bisa mengembalikan keseimbangan asam basa, tetapi kadang perlu diberikan pengobatan tambahan untuk mengoreksi keasaman darah.

Pengobatan untuk koma hiperglikemik-hiperosmolar non-ketotik sama dengan pengobatan untuk ketoasidosis diabetikum yaitu diberikan cairan dan elektrolit pengganti. Kadar gula darah harus dikembalikan secara bertahap untuk mencegah perpindahan cairan ke dalam otak. Kadar gula darah cenderung lebih mudah dikontrol dan keasaman darahnya tidak terlalu berat.

Jika kadar gula darah tidak terkontrol, sebagian besar komplikasi jangka panjang berkembang secara progresif. Retinopati diabetik dapat diobati secara langsung dengan pembedahan laser untuk menyumbat kebocoran pembuluh darah mata sehingga bisa mencegah kerusakan retina yang menetap. Terapi laser dini bisa membantu mencegah atau memperlambat hilangnya penglihatan.

Penelitian terakhir menunjukkan bahwa komplikasi diabetes dapat dicegah, ditunda atau diperlambat dengan mengontrol kadar gula darah. Mengontrol kadar gula darah dapat dilakukan dengan terapi, misalnya patuh meminum obat.

0 komentar:

Post a Comment