Kebanyakan orang baru memanfaatkan belimbing wuluh sebagai pelengkap
sayur atau masakan. Padahal, belimbing wuluh termasuk dalam tanaman
pekarangan yang memiliki khasiat obat.
Belimbing wuluh merupakan
tanaman berbatang keras. Ia cocok ditanam di tempat yang cukup sinar
matahari dan tingginya bisa mencapai lebih dari 10 meter. Buahnya hijau
muda, berbentuk lonjong sebesar ibu jari, dan rasanya masam.
Dalam
buku Terapi Herba, Buah, Sayuran 10 Penyakit Utama yang diterbitkan
oleh majalah Flona, disebutkan tanaman ini memiliki berbagai kandungan
kimia, antara lain saponin, tanin, kaslium oksalat, sulfur, asam
format, peroksida, dan kalium sitrat.
Dalam farmakologi China,
tanaman ini dikenal punya banyak khasiat, di antaranya menghilangkan
rasa sakit, memperbanyak pengeluaran empedu, antiradang, dan peluruh
kencing.
Untuk mengatasi penyakit kencing manis (diabetes), ambil
tiga genggam daun belimbing wuluh, lalu direbus dengan 1 liter air
sampai mendidih. Setelah dingin, saring airnya dan minum dua kali
sehari, pagi dan sore.
Selain daun, buahnya juga bisa dipakai.
Enam buah belimbing wuluh dilumatkan, lalu direbus dengan segelas air.
Biarkan mendidih hingga airnya tersisa seperuhnya. Air rebusan
disaring, kemudian diminum pada pagi hari. Konsumsi dua buah belimbing
wuluh segar tiga kali sehari juga disebut efektif mengendalikan
kolesterol.
Limeng merupakan sebutan belimbing wuluh di Aceh.
Selemeng (Gayo), asom belimbing dan balimbingan (Batak), malimbi
(Nias), balimbing, blimbing, dan blimbing wuluh (Jawa), calingcing dan
calingcing wulet (Sunda), bhalingbing bulu (Madura), blingbing buloh
(Bali), serta calene (Bugis).
0 komentar:
Post a Comment