Home » » Olahraga Efektifkan Insulin

Olahraga Efektifkan Insulin

Seorang diabetesi biasanya mengonsumsi obat-obatan untuk mengurangi gejala, mengusahakan tercapainya berat badan ideal, dan mencegah terjadinya komplikasi. Namun, selain pengobatan, pengaturan makanan, olahraga atau kegiatan jasmani, serta edukasi untuk diabetesi tetap harus dilakukan.

Nunik, 38 tahun, telah mengidap diabetes selama satu tahun. Sebetulnya ia ingin berolahraga, tapi waswas karena belum tahu rambu-rambu berolahraga bagi diabetesi. "Kata orang boleh... ada juga yang bilang nggak boleh, mana sih yang benar," tutur Nunik yang kebingungan. Untungnya setelah berkonsultasi dengan dokternya, Nunik kini telah memulai program olahraganya secara teratur. "jadi, walau diabetes, aku tetap rajin olahraga lho," kata Nunik bangga.

Olahraga sangat penting untuk mendapatkan kadar glukosa darah yang lebih baik. Olahraga teratur membuat sensitivitas sel terhadap insulin menjadi lebih baik. Dengan begiut, insulin yang ada dapat digunakan secara lebih efektif. Namun perlu diperhatikan bahwa olahraga dapat menimbulkan gejala hipoglikemia.

Obat diberikan bila pengaturan makan dan olahraga ternyata belum bisa mengontrol kadar glukosa darah dengan baik. Untuk itu, pemakaian obat oral maupun insulin dapat digunakan. Obat oral bekerja merangsang sel penghasil insulin di kelenjar pankreas agar bisa memproduksi insulin lebih banyak.

Namun dengan penatalaksanaan diabetes yang baik, diharapkan kadar gula darah dapat dikontrol. Dengan begitu, kompliksasi kronik diabetes bisa dicegah.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Diabetesi dalam Berolahraga

Diabatesi harus berhati-hati saat berolahraga agar tidak terjadi masalah bagi kesehatan. Perhatikan dan lakukan sesuai saran-saran berikut :
  1. Tentukan berat penyakit dan komplikasinya penyakit jantung koroner; hipertensi, gangguan penglihatan, gangguan fungsi ginjal serta hati, dan kelainan kaki).
  2. Susun program latihan sesuai berat penyakit dan tingkat kebugaran.
  3. Kenakan sepatu yang sesuai. Periksa kedua kaki sebelum dan seusai latihan. Gangguan sensibilitas pada kaki bisa membuat Anda tak merasakan adanya luka. Bila luka dibiarkan akan menimbulkan masalah serius. Jika memiliki gangguan sensibilitas (rasa baal, kebas, dan sering kesemutan) pada kaki, hindari olahraga yang keras seperti berlari atau bermain tenis.
  4. Mengonsumsi makanan dan cairan yang cukup, (bisa memanfaatkan formula khusus untuk diabetes), serta menggunakan obat-obatan yang tepat.
  5. Pada latihan jasmani yang lama (lebih dari satu jam), perlu asupan karbohidrat 10-15 gram (1/2 sendok makan gula pasir) setiap 30 menit. Terutama bagi mereka yang berusia 40 tahun keatas, berlatihlah sesuai kemampuan dan bertahap.
  6. Selalu memulai latihan dengan peregangan atau pemanasan, dan akhiri dengan peregangan, masing-masing selama 5-10 menit.
  7. Ukur denyut nadi sebelum dan sesudah pemanasan. Ulangi pengukuran setelah 5 menit latihan inti. Setelah mencapai sasaran intensitas dapat dipertahankan.
  8. Bila anda merasa pusing, bingung, atau mau pingsan, segera hentikan latihan dan konsumsi minuman manis atau soda, atau telan tablet glukosa. Reaksi insulin dapat terjadi saat anda sedang berolahraga, atau hingga 12 jam sesudahnya. Hentikan latihan bila merasakan gejala hipoglikemia!
  9. Banyak-banyaklah minum air putih sebelum, selama, dan sesudah berolahraga. Dehidrasi dapat meningkatkan kadar gula darah.
Selain itu ada hal-hal yang perlu dihindari diabetes agar olahraga yang dilakukan efektif:
  1. Berlatih pada suhu terlalu panas atau terlalu dingin.
  2. Bila kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dl, jangan lakukan olahraga berat, misalnya bulutangkis atau sepakbola.
  3. Jika Anda menderita retinopati diabetik (gangguan penglihatan karena diabetes), hindari olahraga yang secara langsung dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, misalnya angkat berat dan joging. Beberapa gerakan yoga yang menyebabkan anda pada posisi terbalik (kepala di bawah), sebaiknya dihindari.

 Strategi Menghindari Hipoglikemia (Kadar Gula Darah Rendah)

 Sebagai bekal pengetahuan, menurut Buku Petunjuk Praktis Pengelolaan Diabetes Melitus (Perkeni, 2002), ada hal-hal yang bisa kita lakukan agar gula darah tetap stabil saat berolahraga, yaitu :
  • Pelajari respons glukosa darah Anda terhadap berbagai jenis olahraga dengan mengukurnya sesaat sebelum, selam, dan sesudah berolahraga.
  • Periksa glukosa darah sebelum dan sesudah berolahraga dalam kurun waktu 30 menit untuk mengetahui stabil atau tidaknya glukosa darah.
  • Olahraga sebaiknya dilakukan 1-3 jam setelah makan.
  • Hindari berolahraga pada saat insulin mencapai efek maksimal.
  • Perhatikan bahwa olahraga olahraga akan meningkatkan kecepatan kerja insulin. Bila menggunakan insulin, sebaiknya suntikan dilakukan di perut.
  • Saat berolahraga, kurangi dosis insulin hingga 25 persen.
  • Selama atau setelah berolahraga dengan keras atau lama (lebih dari satu jam), perlu tambahan makanan.

Teknik Qigong Alias Chikung untuk Diabetes

Sebuah studi kecil yang dilakukan di Kyoto General Hospital, Jepang, menunjukkan, menambahkan latihan qigong pada program jalan kaki dapat menurunkan kadar gula darah sambil menjaga denyut jantung lebih rendah dibanding ketika berjalan tanpa qigong. Menurut Michiko Iwao yang mengajarkan teknik qigong di rumah sakit ini, qigong aman dilakukan penderita diabetes. Untuk lebih aman lagi, sebelum melakukan olahraga apa pun, konsultasikan terlebih dulu dengan dokter anda.

Qigong menambahkan beberapa khasiat penting pada program jalan kaki. Karena harus sedikit menekuk lutut, qigong melatih otot-otot paha, yang karena ukurannya, menggunakan lebih banyak glukosa. Ini berarti lebih banyak glukosa yang diangkut keluar dari aliran darah. Satu nilai tambah untuk orang-orang dengan diabetes. Qigong juga memberikan stabilitas ekstra yang dapat membantu bagi penderita diabetes yang mempunyai komplikasi diabetik seperti peripheral neuropathy yang memengaruhi gaya berjalan dan meningkatkan risiko jatuh. Qigong juga membantu meredakan stres. Berikut ini langkah-langkah qigong untuk diabetes.
  • Lakukan pemanasan dengan jalan kaki selama 20 sampai 30 menit. Lalu lakukan pendinginan.
  • Berdiri dengan kaki dibuka selebar bahu. lutut ditekuk sedikit. Kedua lengan disamping badan. Berat badan dodorong ke kaki. Pandangan lurus ke depan. Relakskan mulut sehingga sedikit terbuka.
  • Langkah pertama, kedua telapak tangan saling berhadapan dan jari-jari dibuka agak lebar seakan-akan sedang memegang bola voli. Gerakkan tangan ke depat tubuh kira-kira 2 inci di bawah pusar (disebut lower Dantien, yang menurut tradisi merupakan titik energi).
  • Langkah kedua, ketika menghembuskan napas lewat hidung perlahan angkat "bola" Anda setinggi bahu. Saat menghembuskan napas lewat mulut, jaga bibir terbuka sedikit, lalu perlahan turunkan bola ke lower Dantien. Ulangi selama 2-3 menit.
  • Langkah ketiga, ketika menarik napas, biarkan bola mengembang keluar. Saat menghembuskan napas, tekan bola kembali ke ukuran awal. Ulangi selama 2-3 menint.

0 komentar:

Post a Comment