Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang timbul akibat kadar gula darah yang tinggi. Kadar gula darah yang tinggi itu disebabkan ketidakmampuan tubuh memproduksi hormon insulin atau penggunaan yang tidak efektif dari produksi insulin. Gula darah dapat meningkat karena makanan, stres, sakit, dan obat-obatan tertentu.
Ovan, 37 tahun, salah seorang penderita diabetes yang harus diamputasi kaki kanannya, kira-kira diatas pergelangan kaki. Meski cukup shock dengan keadaan tersebut, namun ia masih bisa bergurau pahit, "Wah, masih muda kok kakiku malah 'dicuri' diabetes."
Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jika sel tubuh tidak memberikan respons yang tepat terhadap insulin. Risiko komplikasi diabetes yang menyebabkan amputasi kaki merupakan "hantu" yang bergentayangan di kalangan para diabetesi. Jangan-jangan diabetes juga bisa "mencuri hidup" kita. Lalu apa yang bisa kita lakukan agar dapat terhindar dari diabetes tersebut?
Ovan, 37 tahun, salah seorang penderita diabetes yang harus diamputasi kaki kanannya, kira-kira diatas pergelangan kaki. Meski cukup shock dengan keadaan tersebut, namun ia masih bisa bergurau pahit, "Wah, masih muda kok kakiku malah 'dicuri' diabetes."
Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jika sel tubuh tidak memberikan respons yang tepat terhadap insulin. Risiko komplikasi diabetes yang menyebabkan amputasi kaki merupakan "hantu" yang bergentayangan di kalangan para diabetesi. Jangan-jangan diabetes juga bisa "mencuri hidup" kita. Lalu apa yang bisa kita lakukan agar dapat terhindar dari diabetes tersebut?
Diabetes Tipe 2 Mengintai Kaum Muda
Diabetes adalah penyakit yang belum ada obatnya untuk disembuhkan secara total. Jenisnya ada dua, yaitu diabetes tipe 1 yang tergantung pada insulin dan diabetes tipe 2 yang tidak tergantung pada insulin.
Diabetes tipe 1 dapat terjadi pada usia berapa pun, umumnya sebelum usia 30 tahun. Penyebabnya tidak dapt diketahui, namun faktor keturunan, serangan virus pada pankreas, serta kerusakan sel pembuat insulin dan sistem kekebalan tubuh diduga sebagai pemicu diabetes tipe 1. Karena itu, penderita diabetes tipe 1 memerlukan suntikan insulin setiap hari, selain mengatur menu makanan yang telah ditentukan kalorinya sesuai kebutuhan.
lihat juga mengenali diabetes melalui alarm sinyak tubuh
lihat juga mengenali diabetes melalui alarm sinyak tubuh
Sedangkan penanganan diabetes tipe 2 cukup dengan pengaturan makan yang sesuai dan tidak tergantung pada insulin. Biasanya dibantu obat untuk meningkatkan produksi dan aktivitas insulin, sehingga perlu dilakukan kontrol oleh dokter dan ahli gizi untuk mengatur pola makannya agar tidak salah. Hal ini dimaksudkan agar terhindar dari komplikasi yang dapat terjadi pada diabetesi seperti penyakit ginjal, jantung, dan hipertensi, yang diakibatkan oleh kadar gula darah yang tidak terkontrol.
Memang kini diabetes tipe 2 semakin menjadi masalah serius. Bahkan jumlah penderitanya juga terus bertambah. Di Jakarta misalnya, pada tahun 1980 prevalensi diabetes sebesar 2,8 persen, dan di tahun 2005 naik menjadi 12,1 persen.
Diabetes tidak dapat disembuhkan secara total, tetapi kadar gula darah dapat dikendalikan sehingga berbagai komplikasi dapat dicegah. Kunci penanganan diabetes ialah menjaga kadar gula darah. Cara menjaga kadar gula darah dan tekanan darah, antara lain dengan menjalankan diet yang tepat, olahraga teratur, dan mengkonsumsi obat jika diperlukan.
Diabetes Bisa Disebabkan Oleh Berbagai Faktor
Beberapa faktor pencetus diabetes melitus, antara lain kurang gerak, makan berlebihan, dan kekurangan produksi hormon insulin. Kekurangan produksi hormon insulin bisa terjadi akibat terdapat gangguan pada sekresi insulin, kerja insulin (yang biasa disebut resistensi insulin), atau kombinasi keduanya. Kondisi resistensi insulin ini menyebabkan gangguan serta menurunnya kadar kolesterol "baik" HDL di dalam darah. Kondisi ini memudahkan terjadinya penumpukan plak di pembuluh darah yang menyebabkan pengerasan pembuluh darah besar maupun kecil. Selain itu, penyebab diabetes lainnya adalah :
- Kadar kortikosteroid yang tinggi.
- Kehamilan (diabets gestasional), yang biasanya akan hilang setelah melahirkan.
- Obat-obatan yang dapat merusak pankreas.
- Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.
- Menghindari asap rokok tak hanya dapat menurunkan risiko kanker paru-paru, tapi juga menurunkan risiko diabetes sampai 39 persen.
- Zat kimia di dalam rokok menghambat produksi insulin. Bonusnya, menghindari asap rokok dapat menurunkan risiko insomnia sampai separuhnya, dengancara membersihkan nikotin, stimulan kuat dari aliran darah.
Kenali Dulu Prediabetes Sebagai Pencegahan Dini
Anda pernah mengenal istilah prediabetes? Istilah ini mewakili kondisi kadar gula darah yang sedikit di atas normal, namun belum cukup tinggi untuk dikategorikan diabetes.
Lanny, 32 tahun, didiagnosis prediabetes saat berusia 30 tahun ketika menjalani medical check-up asuransi kesehatan. Kondisi "abu-abu" itu bukanlah kabar gembira. Jika tak ada langkah serius untuk menghindarinya, prediabetes bisa berkembang menjadi diabetes.
Tak ada yang tahu seberapa cepat diabetes datang menggusur status prediabetes. Sebenarnya diabetes bisa dicegah, namun Lanny dulu tak cukup memiliki kesadaran untuk membentengi diri. Apalagi saat itu, Lanny bingung harus bertanya ke mana.
Bahkan Lanny sulit menerima kenyataan dirinya sudah berada di tahap prediabetes. Selama masa penyangkalan, Lanny masih makan menuruti selera. Ia pun tidak menggubris nasihat yang datang dari kanan-kirinya. Di rumah Lanny masih menurut, tapi di luar rumah, Lanny makan sepuasnya.
Banyak orang dengan kondisi prediabetes lainnya juga tak menganggap kadar glukosa darah yang sedikit lebih tinggi dari batas normal sebagai alarm tanda bahaya. Minimnya pemahaman tentang cara pencegahan diabetes dan kurang efektifnya komunikasi antara dokter dan pasien adalah beberapa penyebabnya. Bahkan lebih baik lagi bila berkonsultasi dengan ahli gizi, agar kita menjadi lebih pintar membatasi kalori yang masuk. Selain itu, kita bisa berkonsultasi pada para Pandu Diabetes di Diabetes EduCenter rumah sakit.
Diabetes Adalah Penyakit yang Sulit Dicegah
Secara umum, memang sulit mencegah diabetes. Kenyataannya, sekitar 50 persen orang dengan kondisi prediabetes menjadi diabetesi. Lalu, kapan seseorang dikatakan prediabetes? Diagnosis tersebut berlaku bagi orang yang kadar gula darahnya saat puasa lebih dari delapan jam berada dikisaran 100 sampai 126 mg/dL. Sedangkan dua jam setelah berbuka kadar glukosa darahnya antara 140 sampai 200 mg/dL. Dari hasil pemeriksaan tersebut, dokter akan melacak masalah kesehatan yang dialami pasien. Umumnya pertanyaannya ada dua :
- Apakah yang melonjak adalah kadar gula darah saat puasa atau setelah berbuka saja? Karena bisa jadi pasien hanya mengalami gangguan glukosa ketika puasa.
- Apakah lonjakan kadar gula darah terjadi usai menyantap hidangan berbuka ? Ini pertanda yang harus dicermati juga. Kemungkinan, beban toleransi glukosa yang terganggu. Bila dibiarkan, akhirnya kondisi ini akan berkembang menadi diabetes.
Orang yang berisiko Tinggi Terkena Diabetes Harus Pintar Membatasi Kalori yang Masuk
Risiko besar lain juga menghadang prediabetes yang tak menjaga porsi makannya. Bila berkembang menjadi diabetes, maka akan berpeluang mengalami komplikasi. Imbasnya bisa dirasakan dari rambut hingga jemari kaki.
Kalau tidak ada kesungguhan untuk mencegah diabetes, keluarga akan dihadapkan pada tingginya biaya kesehatan diabetesi. Tentunya itu terjadi menyusul munculnya sejumlah keluhan yang hanya dapat diredakan setelah menenggak banyak obat.
Statistik Dunia Mengungkapkan Setiap 10 Detik Ada Seorang Diabetesi yang Meninggal!
Data yang dimiliki Indonesia tak kalah membuat bergidik. Dari sekitar 230 juta Warga Negara Indonesia (WNI), sebanyak 12 juta diantaranya adalah diabetesi. Masalahnya jauh lebih nyata ketimbang HIV/AIDS sekalipun.
Masih dari data Departemen Kesehatan tahun 2008, sebesar 11 persen dari populasi Indonesia diketahui merupakan kelompok prediabetes. Angka tersebut masih belum menggambarkan kondisi sebenarnya. Sebab, orang yang memeriksakan diri ke dokter belum banyak. Diperkirakan dari satu pasien baru yang dokter rawat, ada 2,5 orang lain yang tidak terjangkau fasilitas kesehatan.
Kondisi tersebut tak ubahnya fenomena gunung es, yang tidak tampak dari permukaan namun efeknya jauh lebih besar. Karenanya harus ada upaya untuk menekan ledakan populasi penyandang diabetes.
Walau merepotkan, diabetes harus memeriksakan kadar gula darahnya secara teratur. Hal ini akan membantu mereka mengendalikan penyakit kencing manis. Selain itu, ada tes yang dikenal dengan nama A1C, yang perlu dilakukan untuk mengetahui rata-rata tingkat gula darah dalam kurun waktu dua sampai tiga bulan dengan angka dari standar normal di bawah 8.
Oleh karena itu, mumpung masih muda, maka kita perlu membentengi diri supaya terhindar dari penyakit berbahaya ini.
0 komentar:
Post a Comment