Diabetes mellitus juga bisa timbul karena autoimun di mana tubuh
sendiri membentuk autoantibodi melawan autoantigen (self- antigen).
Dalam keadaan normal seharusnya tubuh tidak memproduksi antibodi anti
terhadap antigen jaringan tubuh sendiri. Namun dalam keadaan tertentu
bisa terjadi penyimpangan tersebut. Menurut sebuah penelitian, ini bisa
terjadi pada bayi yang sejak dini diberi susu formula (berasal dari
susu sapi). Mereka akan lebih mudah menderita DM daripada bayi yang
mendapat ASI.
ASI sebagai makanan cair bayi yang baru
lahir memang lebih sesuai dibandingkan susu sapi. Masalahnya, dalam
susu sapi terdapat paling sedikit 20 macam protein asing. Lima protein
di antaranya bersifat alergenik (dapat menimbulkan reaksi alergi).
Namun belum jelas antigen protein mana pada susu sapi yang sangat mirip
dengan antigen protein sel Langerhans pada pankreas manusia.
Yang
jelas dengan pemberian susu formula yang mengandung antigen susu sapi,
tubuh bayi berespons menghasilkan antibodi susu sapi. Karena antigen
tersebut sangat mirip dengan antigen protein sel Langerhans, antibodi
anti-antigen susu sapi ini juga akan menyerang antigen protein sel
Langerhans. Maka dikhawatirkan bisa timbul kerusakan pada sel
Langerhans karena penyakit autoimun ini.
Sedangkan
kerusakan sel Langerhans pada usia lanjut karena faktor degeneratif
sering dihubungkan dengan terbentuknya radikal bebas. Radikal bebas
adalah molekul yang tidak stabil yang telah kehilangan pasangan
elektronnya dan sangat reaktif serta terkenal sebagai penyebab utama
mutasi genetik melalui mekanisme yang diinduksi oleh perubahan
lingkungan hidup. Molekul radikal bebas ini bagaikan ikan hiu yang
kelaparan dan baru stabil bila memangsa sel-sel di sekitarnya. Radikal
bebas bukan makhluk hidup seperti virus atau bakteri yang terdiri dari
sejumlah molekul tetapi radikal bebas merupakan satu molekul yang
besarnya jauh lebih kecil dari virus atau bakteri.
Molekul radikal
bebas yang menempel pada membran sel menyebabkan membran sel menjadi
kaku sehingga fungsinya sebagai filter yang menyeleksi bahan-bahan yang
masuk ke dalam sel atau yang dikeluarkan dari dalam sel menjadi
terganggu. Akibatnya, sel mudah mati karena hasil metabolisme terus
tertimbun dalam sel (sulit dikeluarkan) dan bahan yang dibutuhkan sel
sulit masuk ke dalam sel.
Penyebab terbentuknya radikal bebas bisa
karena stres, radiasi, merokok atau menghirup asam rokok, udara
berpolusi serta makanan berlemak yang digoreng atau dipanggang dan
minuman yang terkontaminasi pestisida atau klor.
Faktor stres
bisa menyebabkan kadar gula darah tiba-tiba meningkat, karena bisa
terbentuk radikal bebas yang merusak sel Langerhans atau karena stres
memacu pengeluaran hormon adrenalin. Hormon adrenalin ini mengubah
cadangan glikogen dalam hati menjadi glukosa sehingga kadar gula segera
meningkat.
Namun berdasarkan hasil pemeriksaan darah saja
sebetulnya belum dapat disimpulkan seseorang menderita DM, karena masih
ada lagi gejala “4 banyak” yang menyertainya, yakni banyak minum,
banyak makan, banyak kencing, dan banyak keringat. (Paul Zakaria
daGomez, dokter imunologi RSAB Harapan Kita, Jakarta)
0 komentar:
Post a Comment