
Pernah ada penelitian di Unversity of Bologna, Italia, yang menanyai 720 ahli herbal yang direkomendasikan untuk mengobati diabetes. Mereka merekomendasikan 10 herbal untuk diabetes dan pare, yang dalam bahasa Inggris disebut bitter melon, masuk di dalamnya.
Selama
berabad-abad pare memang digunakan di Cina dan negara-negara Asia
untuk mengobati diabetes. “Penelitian yang diterbitkan di Asia Pacific
Journal of Clinical Nutrition membuktikan bahwa pemberian secara oral
ekstrak biji pare sebanyak 150 mg per kg berat badan selama 30 hari ada
penurunan secara signifikan gula darah puasa. Pare itu memproduksi beta
sel pankreas dan pada penderita diabetes pare bermanfaat mengurangi
stres oksidatif,” kata Dr.Sisilia Indradjaja, MHM.
Ia
menyatakan satu uji klinis pare pada sembilan pasien diabetes tipe-1.
Pemberian ekstrak pare dengan injeksi subkutan secara signifikan
menurunkan gula darah dibandingkan kontrol.
Dr.Sisil menyarakankan
dosis pare untuk mengendalikan diabetes adalah jus segar 50-100 ml.
Untuk bubuk kering, dosisnya 3-15 gram per hari. Ekstrak kapsul pare
terstandar yang dianjurkan 100-200 mg, tiga kali sehari.
Perlu
hati-hati juga karena ada efek samping dan toksisitas pada pare.
Pemberian ekstrak pare secara injeksi subkutan dinilai aman, meski
injeksi intravena lebih toksik dan tidak disarankan.
Dilaporkan
pemberian ekstrak buah pare 250-500 gram pada pasien diabetes bisa
menyebabkan nyeri perut dan diare. Perlu diketahui juga bahwa pare
mengandung momorcharin, yang berefek antifertilitas alias susah punya
anak. Pare bisa bersifat racun pada orang dewasa jika diberikan dalam
dosis 400-1.000 ml.
Meskipun terkenal sebagai pengontrol diabetes,
pare juga punya efek antioksidan. Menurut Dr.Maoshing Ni dalam bukunya
Second Spring, pare mengandung vitamin A, B1, B3, dan C. Kandungan
potasium pare dua kali lebih banyak dari pisang dan mengandung kalsium
dua kali lebih banyak dari bayam. Selain itu, pare juga mengandung
antioksidan berupa likopen, lutein, dan zeaksantin.
0 komentar:
Post a Comment