
Studi
mutakhir membuktikan bahwa konsumsi makanan tinggi serat, khususnya
serat larut, dapat memperbaiki kontrol terhadap gula dalam darah
penderita diabetes tipe 2. Studi tersebut dilakukan oleh dr Manisha
Chandalia dan kolega-koleganya dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam dan
Pusat Gizi Manusia, University of Texas Southwestern Medical Center,
Dallas, Amerika Serikat.
Khasiat tolbutamide dalam bawang merah
Bawang
merah sudah lama menduduki tempat terhormat dalam ilmu kedokteran
sebagai “obat” diabetes. Penelitian-penelitian modern memperlihatkan,
bawang merah memiliki “kekuatan” menurunkan gula darah, dan dayanya
dimiliki pada kadar yang ditemukan dalam makanan.
Para peneliti
India yang melakukan pemberian bawang merah, baik berupa jus maupun
bawang merah “bulat” alias masih utuh, sebesar 25-200 gram pada subjek
yang ditelitinya, mendapatkan bahwa makin banyak bawang merah yang
diberikan, makin besar gula darah yang berkurang. Tak ada perbedaan
antara bawang merah mentah dan bawang merah yang telah direbus.
Menurut
teori tim peneliti, bawang merah mempengaruhi metabolisme gula dalam
hati, atau metabolisme pelepasan insulin, dan/atau mencegah perusakan
insulin. “Agen” yang mungkin mempunyai kemampuan hipoglikemia,
menurunkan kadar gula darah, aktif itu adalah allyl propyl disulfide
dan allicin. Bukti eksperimen dan klinis menunjukkan bahwa allyl propyl
disulfide menurunkan gula darah dengan cara meningkatkan “masa hidup”
(lifespan) insulin.
Sebenarnya, sudah sejak tahun 1923
ilmuwan-ilmuwan mendeteksi terdapatnya depressor gula darah dalam
bawang merah, dan pada 1960-an, para peneliti berhasil mengisolasi
senyawa antidiabetes dari bawang merah yang bekerja mirip dengan obat
farmasi antidiabetes umum, dikenal sebagai tolbutamide, yang sering
dipakai untuk mengurangi kadar gula darah. Cara kerja tolbutamide ialah
merangsang sintesis dan pengeluaran insulin. Pada kelinci percobaan,
ekstrak bawang merah memperlihatkan, 77 persen sama efektifnya dengan
dosis standar tolbutamide.
Hasil penelitian lain menunjukkan,
bawang merah mempunyai efek menurunkan gula dan lemak darah. Oleh sebab
itu, dianjurkan untuk menambahkan bawang merah ke dalam setiap
hidangan makanan. Bawang merah dapat digunakan setelah makan dalam
jumlah bebas.
Serat larut dalam makanan alami
Tingginya
kadar gula darah merupakan masalah utama pada diabetes. Riset
membuktikan bahwa serat memiliki efek kuat terhadap pengendalian gula
darah.
Pada studi yang dilakukan Chandalia et al, 13 penderita
diabetes tipe 2 diminta mengikuti dua jenis diet, masing-masing selama
enam minggu. Diet pertama adalah diet yang mengandung serat dalam
jumlah moderat (total serat 24 g; 8 g serat larut dan 16 g serat tidak
larut), sebagaimana dianjurkan American Diabetes Association.
Sementara, diet kedua ialah diet tinggi serat (total serat 50 g;
masing-masing 25 g serat larut dan serat tak larut) yang mengandung
susunan makanan alami sarat serat.
Kedua diet, yang disiapkan di
dapur riset, mengandung zat gizi makro dan energi yang sama (lihat
Tabel). Chandalia dkk kemudian membandingkan efek dari dua diet
tersebut terhadap kontrol gula darah dan kadar lemak darah.
Hasilnya?
Penderita-penderita diabetes yang mengonsumsi total serat 50 g
sehari-sama dengan 7 hingga 8 porsi buah dan sayuran-alias diet tinggi
serat mempunyai kadar gula darah lebih rendah dan lebih stabil daripada
penderita-penderita diabetes yang mengonsumsi diet moderat serat. Diet
tinggi serat juga menurunkan kadar kolesterol total darah sekitar 7
persen.
Bagaimana mekanisme tepatnya konsumsi makanan tinggi serat
dapat memperbaiki pengendalian gula darah, belum jelas. Namun, hal
tersebut diduga disebabkan oleh serat larut jenis gum dan pektin yang
dapat memperlambat pengosongan lambung, dan bahkan memperlambat atau
menurunkan penyerapan gula darah.
Studi Chandalia dkk menunjukkan
pula bahwa asupan (intake) serat larut yang tinggi mungkin dicapai
dengan mengonsumsi makanan alami yang sarat serat. Diet tinggi serat
dan sedikit efek sampingnya dapat diterima dengan baik oleh para
penderita. Oleh karena itu, untuk meningkatkan konsumsi seratnya, para
penderita diabetes dianjurkan untuk mengonsumsi makanan alami sarat
serat dibandingkan dengan preparat atau suplemen serat.
Makanan-makanan
sarat serat yang digunakan untuk diet tinggi serat dalam penelitian
Chandalia dan kawan-kawan adalah buah berupa sajian koktail, jeruk
segar, nanas segar, pepaya segar, buah persik (peach) segar, buah ceri,
tomat segar, jagung, zucchini, kacang hijau, roti whole-wheat, dan
havermout (oatmeal dan oat bran). Buah terutama jeruk dan nanas, kacang
hijau, dan havermout merupakan sumber serat larut yang andal.
0 komentar:
Post a Comment